Nasyid Instrumental

08 April 2019

Musafir Mengubat Hati

Bismillahirrahmanirrahim,

Tasik Danau Maninjau, Bukit Tinggi

Beberapa hari lalu, pulang dari permusafiran dari tempat yang damai - dengan biru Danau Maninjau, hijau Gunung Merapi dan Gunung Singgalang, berhenti dari satu masjid ke masjid lainnya. Ambil ibrah di setiap muzium dan tempat tinggalan sejarah. Tambah, menikmati teh panas di perbukitan. Pernah saya katakan pada seorang teman, kadang antara kesibukan harian saya, saya cuma inginkan secawan teh panas dihirup dengan penuh nikmat dan terasa hilanglah sebentar apa yang sedang sarat di fikiran. 

Dan yang mahal tentulah kerana harga sebuah perjalanan. Di tambah, berangkatnya kami di subuh hari pada tarikh Isra' & Mikraj. Pada tahun kesedihan tatkala Rasulullah kehilangan isteri tercinta, Saidatina Khadijah dan Pakciknya, Abu Talib yang kemudiannya Allah menghadiahkan Baginda sebuah perjalanan menguatkan hati. Itulah dia musafir. Dan musafir kali ini sangat tepat waktunya sesuai pada kekuatan emosi saya yang amat berharap pada satu terapi menghilangkan kesedihan. Ah dunia. 

Kadang yang saya harapkan dalam hidup cuma tinggal di kampung, di pesantren, belajar agama dan Al-Quran bersama anak-anak di sana. Bertemu dengan insan-insan sederhana namun penuh adab dan hikmah. Tiada internet dan gadget. Cuma menikmati setiap hari yang saya lalui dengan jiwa lapang dan fikiran yang hanya memikirkan hal-hal akhirat sahaja. Tiada apa yang dikejarkan. Jurnal atau publikasi. 

Kata ayah apabila saya pernah utarakan niat saya untuk duduk di pondok belajar agama pula setelah habis sarjana muda, 

"Bukan Kak Ngah saja yang ingin ke syurga...", lembut saja nada Ayah. 

Namun, itu cukup buat saya mengerti. Itulah juga harapan bagi setiap manusia yang dianugerahkan Allah dengan Iman dan Islam. Rasa ingin duduk saja lama-lama berteleku di tempat yang kita rasa selamat dari diuji iman dengan perkara-perkara duniawi. Walhal, kita tahu, hakikat dunia ini tempat kita diuji, supaya dengannya kita mengetahui siapa di antara kita yang lebih baik amalnya.

“(Allah) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya” (Al-Mulk :2)

Kampung Desa Terindah, Bukit Tinggi

Cukup sekadar ini. Insyallah, tulisan panjang bakal menyusul.

Off to zohor. Sambung buat kerja-kerja lab.
Hati saya masih di sana.

Tiada ulasan:

Cerpen : Partikel Tuhan (PART 1)

“Kau tahu apa yang paling kecil dalam dunia ini - pada tahap yang boleh dijelaskan?” “Atom?” “Sekadar meneka atau apa?” “Penge...